Halaman

Jumat, 27 November 2020

cita-cita politik setinggi kursi, akhirnya

cita-cita politik setinggi kursi, akhirnya

 Kalau sebut ‘cita hukum’ terlebih bilang ‘cita hukum Pancasila’ ada bunyi baku, standar, resmi negara dan kenegaraan. Masalah mendasar yang akrab di kehidupan seorang anak manusia. hitungan hari seolah tak ada perubahan bermakna. Beda waktu dan lain tempat sesuai evolusi, rotasi bumi. Tercerabut selaku akar rumput, sebagai akar serabut. Tetap tak berdampak kasat mata.

 Hukum alam lain pasal menyebutkan. Barangsiapa terbawa arus pendek kehidupan, tetapi tidak hanyut maka sisa umur dalam kandungan tubuh akan tergerus sia-sia. Keberuntungan masih memihak pihak yang mengandalkan bakat alam. Daya cipta individu yang tercipta dari imajinasi politik, kian teruji setiap waktu.

 Dimana bumi tempat menapak, mulailah pasal kuasa menjulang ke angkasa raya. Bakat individu terbawa arus politik untuk disederhanakan. Mantra politik menjadi soko guru revolusi mental. Edukasi dan dedikasi politik lebur menjadi satu. Setelah siapapun bisa menjadi apapun, maka babakan terasa tanpa babak. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar