Halaman

Kamis, 26 November 2020

ironika demokrasi nusantara, besar otoritas ketimbang kapasitas

 ironika demokrasi nusantara, besar otoritas ketimbang kapasitas

 Benang merah yang terjalin, terajut di trias politica sub-versi nusantara, hanya satu fakta, sesama penerima manfaat kursi konstitusi dilarang saling silang. Ilmu kedemokrasian memandang kejahatan politik hanya selaku penyimpangan efek budaya jalan pintas, budaya potong kompas.

 Kejahatan terhadap kemanusiaan terjabarkan secara legal formal, ternyata malah liwat praktik antara lain penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik.

 Simak ulang judul “penyelenggara negara tidak otomatis pancasilais”. Terlebih kawanan manusia politik yang kontrak politik lima tahunan. Kariernya hanya di tubuh sebuah bentukan bernama partai politik. Tidak ada sebutan kader partai tulen, asli, militan, fanatik, profesional. Karakter wujudan parpol selaku badan hukum milik trah silsilah politik.

 Merintis dari nol, merangkak dari papan bawah. Kuat bayar lelang nomor kursi internal parpol. Daripada antri, pihak kaya, kuat, kuasa langsung mendirikan parpol regional. Dinasti politik memarakkan biang bencana politik nusantara. Trah silsilah politik merah kiri agawe negoro bubrah. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar