Halaman

Selasa, 17 November 2020

dilema drama kolosal, presiden ketujuh vs miskin tujuh turunan

dilema drama kolosal, presiden ketujuh vs miskin tujuh turunan

Wajar tanpa belajar di rumah saja. Rakyat tak pernah tahu, lebih dahulu mana antara politik dengan korup. Atau bahkan bak dua sisi mata uang logam maupun kertas. Atau menjadi suatu sistem di sebuah negara multipartai. Negara dengan kategori masih, sedang, selalu, akan berkembang di tempat.

 BPS secara berkala merilis jumlah penduduk miskin nusantara menurun (menurunkan martabat bangsa di negera pemberi bantuan tapi utang). Sekaligus meningkatkan nilai jual negara yang ramah investor. Ingat judul jadul olah kata “peta miskin nusantara pemancing rasa iba investor”.

 Nusantara menjadi kawasan bebas aktif tanpa syarat, tujuan utama penanaman modal asing di kebon sendiri. Mengacu asas konsep diri (self) dan aktualiasi diri (self actualization) merupakan bukti keseimbangan, kesetaraan jiwa raga manusia. Wajar jika akal mental kawanan loyalis penguasa. Pakai paribasan durung ditaréni wis ngarani, wis ngenténi.

Lebih dari itu. Durung-durung wis nembung. Durung kelakon wis njaluk lakon. Saudara dekat tulung amenthung. Lebih parah lagi, sesuai peribahasa ‘belum meminang sudah menimang’. [HaèN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar