Halaman

Jumat, 06 November 2020

kehidupan harian dimulai dari kamar, berakhir di

 kehidupan harian dimulai dari kamar, berakhir di

Kedudukan hukum musuh rakyat sedemikian mengglobal. Bukan menjadi momentum persatuan kesatuan nusantara. Sibuk dengan kepentingan berjangka waktu sesuai skenario, bukan janji politik. Tidak pakai komitmen integritas, pakta integritas.

 Wujud kebebasan bertindak, membuat pelaku bebas aktif secara politis. Jebakan yang dijanjikan plus yang dinantikan, dijawab secara aklamasi “bekerja dari rumah”. Bukan “guru ke rumah”. Rakyat bertindak secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk dan atas nama protokol kemanusiaan.

 Kebanyakan manusia menggunakan dalil kejiwaan “perasaan menegakkan kebenaran”. Sehingga datangnya “kebenaran” tidak tampil, tidak hadir di akhir episode, periode, jelang tamat. Setelah pelakon babak bundas, babak belur. Memangnya nusantara kelebihan pecundang segala ukuran. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar