Halaman

Senin, 23 November 2020

senyap di antara kerumunan massa

senyap di antara kerumunan massa

 Segagah-gagah manusia bumi dengan segala atribut kebesaran dunia. Mendadak merasa bukan siapa-siapa ketika terdampar di rimba belantara tak bertepi. Sinar matahari tak mampu menembus rimbun daun. Tak mampu jatuh menyentuh tanah. Manusia saat itu, kehilangan arah dan pijakan kaki. Merasai masuk ke kehilangan segala-galanya. Kendati masih dalam satu kelompok besar. Semua bernasib tak beda jauh.

 Namun, di tempat keramaian umum. Semua bergerak tanpa arah, bergegas diri selaku buruan atau pihak yang membutu. Satu sama saling sibuk merajut sisa-sisa sepi diri. Tidak ada waktu buat tengak-tengok cari jalan pintas plus jaga jarak aman. Semua terjebak di atas hamparan rata, luas ke segala arah.

 Ukuran fisik bukan jaminan bergerak bebas, leluasa seluas-luas kaki melangkah. Langkah pendek pemilik akal sumbu pendek, mampu berkelit, bermanuver ikut arus bolak-balik tanpa tersengat. Pihak anti keringat sendiri akan teruji total. Kendati aktivitas fisik butuh tubuh energik, namun berbasis tak pakai lama. Tetap saja malah sengsara pada setiap tarikan nafas. Masker kain menambah keluasan mata curiga.

 Pihak yang terlatih mencari rasa sepi di akhir senyap lelap manusia. Yakin diri ada pihak penjaga jiwa tenangnya. Dimana kaki menapak, ke depan adalah arak kehidupan. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar