Halaman

Kamis, 26 November 2020

bijak membaca wajah diri di cermin

bijak membaca wajah diri di cermin

 Nilai jual seorang manusia nusantara memang bisa secara kasat mata. Mulai dari model pebasket sampai postur pesepak bola. Pakai modal tampang, ada wadah penyaluran bakat atau agen penyalur tenaga kerja penghibur, pelipur lara. Total jenderal, rebat cekap. Nilai akademis pas mentok di puncak “A”. Skema politik dan partai politik nusantara menandaskan, nilai akademis tidak ada pengaruh pada karier politik.

 Menatap wajah diri di cermin, serba keterbalikan kanan dan kiri. Beda dengan menyimak foto diri yang penuh gaya atraktif. Saat pangkas rambut. Tutup mata takut kelilipan. Faktor utama, ada rasa enggan menatap pembabatan rambut secara elektris. Model rambut tinggal tunjuk nomor. Pemodel umumnya artis atau pesohor asing. Bentuk kepala seolah berkarakter, berklas. Potong pendek gaya apapun, tidak ada kaitan dengan perwatakan.

 Postur tubuh penanda jiwa yang sudah jadi, matang luar dalam. Pakai busana lokal merek tidak dikernal, tidak menurunkan harga diri, nama baik apalagi martabat formal. Justru nilai ke-diri-an muncul hanya dengan balutan secukupnya. Nilai “C” bermakna ‘cakap’ di kehidupan bermasyarakat.

 Watak wayang mempengaruhi penjiwaan mental anak bangsa nusantara berketurunan. Satria sakti dilambangkan selaku sosok lanang gemulai lunglai. Tidak kekar berotot, nyaris potongan keri lunglit (tinggal balung lan kulit). [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar