Halaman

Minggu, 29 November 2020

agunan wong cilik, ki kontoloyo vs ki kontolang

 agunan wong cilik, ki kontoloyo vs ki kontolang

Kamus politik jalanan, hasil rekam jejak tabiat berkebangsaan tengah berkembang. Antara kinerja petugas partai segala strata, kasta, beda hanya pada waktu pembuktian. Kian di atas stratifikasi sosial ekonomi petugas partai, semakin irasional corak religiusitasnya. Ingat berhala reformasi.

 Kekeramatan, kesakralan, tuah mitos kursi konstitusi menjadikan partai politik berhaluan kiri luar menjadi agama bumi. Kutukan tuah kursi tanpa kaki membuat penganutnya loyal total jenderal. Kutukan kursi empu Gandrung, sampai presiden ketujuh. Perjalanan batin prihatin masyarakat nusantara yang mengandalkan ramah lingkungan. Tidak serta merta mendewakan petilasan.

 Menyimak anak keturunan pelaku sejarah lokal sampai nasional. Ada yang keberatan nama trah. Sisanya tak kuat pangkat, tak tahan derajat. Gejala hidup di sangkar emas, di bawah tempurung zonasi.

 Akhirnya tapi belum berakhir. Mereka mengandalkan jimat kehidupan, jimat keberuntungan. Jimat alias siji dirumat, dihemat jangan diobral. Sumber segala sumber nikmat. Bukan mulut bukan tangan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar