Halaman

Jumat, 13 November 2020

terobosan politik mbokdé mukiyo, dudu boros energi politik

 terobosan politik mbokdé mukiyo, dudu boros energi politik

Pasal kepemimpinan yang terpimpin oleh multipihak atau pasal pemerintahan yang dalam satu kendali perintah pihk ketiga. Kian menambah daya saling bersaing, berepisode dan tanpa aturan main plus kode etik etika. Lumayan, daripada “right or wrong is my country”.

 Era kompetisi bebas, laga bebas antar manusia politik. Bak buih, busa, riak ombak bebas aktif. Sampai kedalaman dasar samudera, akar rumput, rakyat papan bawah tetap senyap adem ayem. Bukan berarti bebas bencana politik buatan manusia. Terbiasa menjadi obyek, sasaran gebuk, terkorbankan demi karier. Sadar diri rakyat dengan posisinya, tetap teguh menegakkan keutuhan NKRI. Sunyi diri rakyat, senyap lenyap pamrih yang pemaklum, membuat suara langit yang bicara.

 Di jalanan, ada saja tipe anak bangsa pribumi nusantara yang lingkar perut jauh di atas lingkar dada. Tanda manusia makmur sejahtera. Pemakan, penikmat kuliner tanpa pandang bahan baku, komposisi dan kandungan gizi. Ditilik dari busana apalagi atribut partai, memang tidak masuk kategori masyarakat kurang beruntung.

 Indonesia boros ideologi dan berat di ongkos. Politik nusantara boros ambisi. Padahal, profil generasi pribumi loyalis penguasa nusantara, hemat otak vs boros otot.

 Praktik demokrasi sistem multipartai menghadirkan aneka aksi plus tragedi. Antara yang aneh dan lucu menjadi terpadu padan, seimbang, setara. Antara yang menggelikan, menjengkelkan dan penista diri sulit dibedakan. Antara yang rekayasa, manipulasi, modus, alih isu dengan spontanitas, alami, wajar nyaris satu panggung. Tergantung persepsi mata telinga penggugah atau yang merasa tergugah.

 Kalau rakyat yang bisa dan biasanya model ujuk raga dan unjuk rasa turun gunung. Semisal demo kaum pekerja / buruh. Serta merta didaulat akan membahayakan istana negara, mencemarkan nama baik. Loyalis dari pihak pengaman jalan, langsung bertindak lengkap sesuai SOP. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar