Halaman

Sabtu, 07 November 2020

rentang kendali menu politik nasional

rentang kendali menu politik nasional

Ternyata tak jauh-jauh dari fakta kepemimpinan yang lemah dan atau pasal pemerintahan yang lembek. Saling bersaing, saling menguatkan dan berkelanjutan. Daripada “right or wrong is my country”. Begitulah sistematika daripada protokol politik nusantara.

 Secara kasat mata antara pola “gunung” (dari jauh tampak perkasa dan memang) atau pola “taman” (dari jauh tidak tampak indah atau sebaliknya, bisa dinikmati dari jarak menengah). Ibarat penonton laga sepak bola. Penonton atau komentator merasa lebih bisa main. Penyedia jasa pendongkrak semangat, tidak bisa dipidanakan jika terjadi huru-hara di lapangan. Atau kerusuhan di jalanan, akibat adu kuat, adu kaki antar pendukung fanatik.

 Musuh bebuyutan di panggung politik lebih ganas ketimbang laga bola “tarkam”. Pangung politik nasional pun masih menampilkan pemain politik “kelas kampung”, “kasta sudra”. Anak jalanan, komunitas gang senggol berhak mentas nanging mantes, manggung sesuai nilai jualnya.

 Percaya tak percaya tapi nyata. Akhirnya rakyat pandai-pandai memendam perasaan diri demi menjaga perasaan penguasa. Cuma soal waktu dan tidak perlu jawaban diplomatis. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar