Halaman

Senin, 03 Oktober 2022

gaduh politik nusantara, bukan gaduh antar parpol

gaduh politik nusantara, bukan gaduh antar parpol 

 Namanya politik. Sulit dikuliti. Adat lokal diadu dengan adat global. Bukan pasal mana yang lebih otonom. Betapa petinggi partai politik sempalan, dadakan, perpanjang tangan mutipihak, tiban, panasadem menempel penguasa.

Merasa selaku penyokong, pendorong, dukungan suara sekaligus lonjakan suara legislatif. Masuk babak kedua, merasa jatah kursi eksekutif tidak sebanding. Merasa kecolongan, tiwas dandan. Tanpa aba-aba, bebas komando siapa saja langsung balik badan diri. Topeng bopeng politik tidak bermanfaat lagi. Topeng model yang bagaimana agar aman sampai tujuan.

Pakai dalil “sekali berarti, merasa berhak tujuh turunan”. Tersimpan aman di personal laptop. Date modified 8/17/2020 7:02 AM. Ungkapan yang tidak pernah resmi atau diresmikan. Tiap adat lokalitas punya ikhwal semaksud. Kasus sedang bergulir saling melengkapi. Pelaku tentunya anak bangsa yang dekat awak media. Perkara yang menyudutkan pihak tertentu plus ada pihak yang diuntungkan. Bumi bertelinga. Aksi lacak endus kawanan gembala penebar dan penabur fitnah dunia, sigap 24 jam.

Jadi, nusantara mau digulirkan ke pihak mana. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar