Mendatangkan Masa Depan
Hari Akhir yang dipahami oleh umat manusia pada umumnya. Sebatas
paham adanya hari-hari terakhir tinggal di
dunia. Mendapatkan status akhir anyar telah meninggal dunia, berpulang, wafat
dengan bahagia. Meninggalkan siapa saja,
apa saja. Keluarga yang ditinggalkan, tanpa atau sarat pesan akhir, untuk
sementara waktu sedang dalam suasana duka
cita, berkabung.
Jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah. Ikhwal ini
beririsan dengan ikhtiar mencetak
generasi (anak, cucu, dst) unggul, mumpuni. Soal wasiat, warisan maupun
pasal semaksud sesuai agama alm/almh. Ketika urusan dunia malah menjadi PR
besar keluarga. Pahami makna ada kehidupan abadi di akhirat setelah kematian.
Bagi hamba-Nya yang tembus batas umur. Sepanjang-panjang
umur tetap akan berakhir di liang kubur. Berkesempatan mencari bekal, modal
tembus waktu. Manusia ingin hidup lama bahkan selama-lamanya demi cita-cita raih, rayah, rebut, reguk nikmat dunia. Setelah “menjadi
orang” baru paham masih ada orang yang lebih besar, kuasa, kuat, kaya.
Orang-orang biasa berkeselamatan fokus
diri menyiapkan pesan kapling masa depan. Syarat minimal harus dekat-dekat
dengan “yang punya masa depan”. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar