Halaman

Selasa, 14 September 2021

demensia politik nusantara, kembali ke tata balita

 demensia politik nusantara, kembali ke tata balita

 Simak sekilas judul “PAN Sodorkan Nama Menteri”, tayang di Republika, Selasa, 14 September 2021,Nasional, halaman 3. Menjadi bunyi nyata terasa jika lanjut ke Teraju, halaman 13. Fokus ke tajuk “Demensia, Janganlah Datang Cepat”. Benang merah tinggal mengarah kemana.

 Semangkin betah duduk, semangkin tinggi kalkulasi politik insan politik menentukan nasibnya, maka akan berbanding lurus dengan pertambahan daya pikun politiknya. Dimungkinkan lahir varian politik anyar kebal vaksin.

 Suasana batin oknum penyelenggara negara yang sedang makan nangka sebagai tim sukses, relawan, atau sebutan lainnya Jokowi, begitu bercampur-aduk sehingga getahnya malah menjegal kawan politik dalam lipatan. Minimal, membuat sibuk awak KPK.

 Jiwa politik nusantara yang bermula ingin sebagai manusia merdeka dari bangsa asing di negeri sendiri. Sejalan prestasi memuliakan akal sampai kehabisan akal. Ganti manusia asing dengan ideologi asing yang menawarkan ‘sama rasa, sama rata’. Tak ada kehidupan setelah kematian. Dunia milik bersama, bukan berdua bak pola kasmaran. Nasakom jiwaku, berkelanjutan oleh anak cucu ideologis. Wajah politik nusantara penuh polesan, dempulan. Hasil oplosan, kanibal. Pelakunya saja sampai lupa sedang memerankan apa dan atau siapa.

 Politik nusantara hanya bisa dilihat dari sudut, aspek kenusantaraan. Jangan iseng pakai dalil, rumusan sesederhana apapun. Bukan dari akumulasi pengalaman. Dampak nyata yang ditinggalkan, tak larut oleh zaman. Isme-isme yang sudah dibakukan, didaur ulang. Menjadi kampanye tanpa makna. Politik adalah panglima dan sisanya ada yang mendaulat sebagai agama. Banyak yang lupa kalau cuma punya wajah sepasang pantat. Lupa kalau sudah berdiri tanpa kursi di tangan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar