Halaman

Kamis, 09 September 2021

wajib ikhtiar tidak wajib tenar

wajib ikhtiar tidak wajib tenar

Padahal, lema, kata ‘kasab’  dimaksudkan usaha, upaya, jalan, tindak atau ikhtiar yang dilakukan sesuai dengan kemampuannya selaku manusia dan sejalan degan kehendak hatinya, dikerjakan seoptimal mungkin sampai mentok. Bukan adagium, bukan aksioma. Tapi tetap terasa pas di hati. Bisa bisa dualisme. Antara makna yang diangkat dari ajaran religius dengan maksudan berlapis.

 Tidak perlu disangsikan, justru kejadian yang jamak terjadi. Tanpa ikhtiar maunya berkibar bebas. Tanpa keringat diri maunya langsung didaulat jadi atas kehendak rakyat. Martabat pantat di atas rata-rata lokal domestik saja sudah merasa nikmat. Tidak ada pasal yang menyalahkan apalagi tabu buta. 

Orang berujar dengan kapasitas di dengar karena martabat pantat, malah menambah dampak plus beban kehidupan bernegara. Jungkir balik akrobat kursi di atas kursi. Pantat jadi kepala, kepala jadi pantat. Model tirani minoritas, aji mumpung vs mumpung aji. Sebelum jatuh tempo, main habis-habisan. Bubar pentas tinggal kipas-kipas. Soal ada yang dibawa mati. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar