Halaman

Rabu, 14 Juli 2021

rakyat tapak tanah, tumpuan kehidupan multipartai

rakyat tapak tanah, tumpuan kehidupan multipartai

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah pepatah lama yang pernah dipakai oleh pujangga ternama Mpu Tantular. Kata bhinneka merupakan gabungan dua kata: bhinna dan ika diartikan berbeda-beda tetapi tetap satu dan kata tunggal ika diartikan bahwa di antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU 24/2009).

 Keanekaragaman partai politik, organisasi kemasyarakatan maupun wadah keindonesiaan. Wujudan bahwasnya penduduk nusantara demikian berbeda-beda. Pihak tertentu di zaman politik-militer Orde Baru mendengungkan istilah SARA. Seolah ada kubu di luar barisan penguasa. Menutupi fakta dominasi tirani minoritas hingga tambah menjadi-jadi di era reformasi. 

Perlanjutan paham nasakom Orde Lama dioplos polos dengan asas luber (lubangi beringin) daripada pesta demokrasi Orde Baru. Ungkapan njawani “kawuk ora weruh sarirané” berlaku sesuai pasal anyar dan bebas sanksi moral. Sudah menjadi tabiat pegiat politik segala haluan. Sambut final 2024, aneka pihak merasa layak diri. Buaya lupa kulitnya, bukan sekedar basa-basi politik oplosan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar