mental baliho, ngaca dasamuka 2004
Berkat aji pancasona versi wayang nusantara. Oleh karena itu maka Rahwana menjadi raja-diraja seumur hidup. Nasib putera mahkota sesuai ujaran ki dalang saja. Cerita wayang tergantung penutur. Dulu Indrajit – semua pihak sebut dimaksud putera mahkota – nasibnya berakhir tragis selaku panglima perang ngluruk perangi bala wanara.
Keisengan kerajaan Alengkadireja dengan pembisik begawan Durna plus paman patih Sengkuni. Adakan sayembara siapa merasa layak jadi raja di kerajaan taklukan di seberang lautan. Padahal mau aksi penjaringan, pensaringan bibit lokal unggul potensial. Mumpung anggaran demokrasi tahunan istana sisa banyak, belum terserap sesuai target bulanan.
Anak Rahwana dari selir, antri mendaftar. Bahkan yang belum punya e-KTP
atau dikenal awak media massa arus abal-abal, tampil bak jawara. Modus operandi
sesuai kerajaan asal. Nyaris lupa, gender perempuan lebih dominan. Tetap berwatak
raksasi. Soal sosok tongkrongan untung nurun
emaknya. Audisi bak karnaval wayang. Memang terjadinya di dunia
pewayangan. Wajar jika kenakan busana bangsawan wayang. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar