Halaman

Minggu, 18 Juli 2021

dukun tiban vs dukun dadakan

 dukun tiban vs dukun dadakan

 Padahal suasana kebatinan anak bangsa pribumi berketurunan. Membatin saja, dalam hati bukan selaku respon tertunda. Tekanan batin, perang batin mengantarkan ybs masuk kondisi simpang-siur tanpa wujud kebatinan. Pihak yang diharapkan muncul secara lahir. Malah isi perut yang keluar bebas lewat bukaan mulut.

 Antara tukang jual obat di pinggir jalan dengan pedagang obat resmi bersubsidi negara sejahtera. Cuma beda busana. Tepatnya, ungkapan lawas “anggedhebog bosok”, alias wong sing èlèk rupa lan batiné. Mungkin nanti ungakapan njawani akan diperkaya dengan fakta anyar, grès tenan. Niatan mau menang sendiri, karakter tirani minoritas, malah diberi peluang oleh penguasa.

 Paribasan lain berujar bebas “buyung lokak isine kocak-kocak”. Tafsir kebahasaan adalah tempayan yang tidak penuh akan kocak-kocak. Maknanya adalah orang yang ilmunya belum sempurna akan banyak bicara. Alinea kedua, mirip paribasan “ati bengkong oleh oncong”. Jelas bahasa adalah hati bengkok mendapat jalan terang. Makna nyata perbuatan jahat mendapat dukungan secara tak sengaja. Tidak sengaja tapi berlanjut. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar