Halaman

Senin, 19 Juli 2021

sajadah selebar bahu

 sajadah selebar bahu

 Jika jarak antar sajadah dibuat sama di masjid, jaga jarak horizontal saat sebaran intervensi, invasi, investasi gelombang bebas covid-19. Tidak terjadi konflik antar jamaah. Sajadah seluas wajah sampai pas nyaman duduk bersila. Di luar ketebalan dan motif. Pemilik lutut bermasalah, repot diri kalau harus geser-geser sajadah. Tumpang tindih menjadi solusi.

 Pendatang pas iqomat, berdiri baca situasi. Lebih leluasa pilih lokasi plus letakkan sajadah. Hemat diri dengan ukuran perbadanan, jarak antar sosok jamaah jadi patokan. Antar bahu, kondisi normal lengan tangan saling bersentuhan ringan. Gerakan sholat tak sebebas sholat sendirian. Ukhuwah plus tepo slira saat sama-sama mengahadap-Nya.

 Nenteng sajadah ke masjid menjadi pasal tersendiri. Mihrab, bagian lain menjadi tempat parkir, titipan sajadah. Padahal ybs naik motor dan tinggal di komplek. Runyam, jika ditinggal setengah dilipat ke depan. Kebetulan sholat berikutnya ybs absen. Tahun kedua periode covid-19, sebagian jamaah ambil cara praktis. Tidak bawa sajadah, memanfaatkan sajadah masjid luas terbentang. Lebih afdol, sreg hati, bebas geser. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar