waktu yang akan membuktikan
Mumpung belum terlanjur jadi bubur, babak belur, ajur mumur. Ambil tindakan
politis. Jangan berharap periode yang akan datang, dapat seperti yang diharapkan.
Birokrasi produk politik melalui instrumen tunggal pesta demokrasi. Mau tak mau,
kebijakan pemerintah merupakan perwujudan fungsi kepentingan partai politik.
Jadi, selama dunia masih berputar, penentu waktu bumi. Kita tak bisa hidup
sendiri dan sendirian. Namun jangan ikut dan terbawa arus dunia. Kalah pongah
dengan rayuan sejumput rumput tetangga yang tampak lebih ranum. Jangan karena garing di
luar negeri, lantas garang di dalam negeri sendiri.
“yèn urip ngentèk-entèké negoro”. Filosofi nyawani hasil oplosan, polosan.
Tetap segar, renyah diterapkan
kapanpun. Pelaku bayaran plus saksi hidup, masih eksis. Nyaris merata di
tataran pemegang otoritas politik daerah.
Jikalau tokoh dimakud tidak layak laga, tidak tersedia bebas, sekali pakai habis,
kedaluwarsa pakai modus perpanjangan aksi multpihak.
Pasal ada rombak
kabinet, rakyat semakin yakin kalau salah orang. Entah dengan PAW (pergantian antar
waktu) wakil rakyat. Wajar, di negara
super maju, presiden gonta-ganti orang yang dapat dipercaya. Tidak tahu di negeri China, yang presidennya seumur
hidup, apa ada bongkar pasang. Bukan urusan rakyat dan rakyat juga tak
mau tahu.
Daya cerdas ideologi berbanding terbalik dengan daya tarik nikmat dunia.
Semangkin kalkulasi uang sewa kendaraan politik, alat kelengkapan politik,
politik biaya tinggi, politik bakar uang pakai asumsi empiris. Maka akan berbanding terbalik dengan pendayagunaan
cerdas ideologi. ini rumusan siapa. Memangnya nyata ada di nusantara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar