Halaman

Jumat, 01 November 2019

aksi teatrikal politisi sipil nusantara, kehilangan panggung vs kelebihan pemain


aksi teatrikal politisi sipil nusantara, kehilangan panggung vs kelebihan pemain

Terdapat 4 (empat) pilar dari RPJMN ke IV tahun 2020-2024 yang merupakan amanat RPJPN 2005-2025 untuk mencapai tujuan utama dari rencana pembangunan nasional periode terakhir. Keempat pilar tersebut:
1.        Kelembagaan politik dan hukum yang mantap
2.        Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat
3.        Struktur ekonomi yang semakin maju dan kokoh
4.        Terwujudnya keanekaragaman hayati yang terjaga

Sejarah perpolitikkan nusantara tak akan lepas dari pengaruh dan periwayatan silsilah bentukan organisasi kemasyarakatan dan partai politik sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945. Semangat dan jiwa merdeka dengan satu tujuan. Soal nanti siapa menjadi apa, tak mereka pikirkan. Apalagi ambisi, pamrih siapa akan dapat apa. Jauh.

Beda dengan zaman rezim politik. Kalkulasi politik sedemikian rinci, sulit dihafal. Tidak bagi pihak yang tahu akan makna politik blasa balas jasa. Memakai dalil ekonomi. Modal pantat dapat kursi empuk. Modal tampang dapat panggung lapang.

Makanya, tema sinetron politik nusantara sedemikan sederhana, simpel. Mengacu pada konsep Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang). Plus pokoknya pemain siap main. Mereka merangkap pemodal. Terasa pemaksaan adegan. Pemain utama nyaris dengan busana yang sama di setiap atraksi, acara.

Masalahnya, umur teknis parpol hanya dicadangkan khusus bisa ikut pesta demokrasi. Mosok tidak ada ikan yang nyantol. Wallahu a’lam bisshawab. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar