loyalitas parpol
dadakan, pasang badan vs balik badan
Cuma laku dan ulah pihak sentimen negatif. Abaikan.
Persentase kecil, tak layak jadi fakta. Tak mewakili kondisi nyata. Acap terjadi
dalam hitungan jam. Resiko utawa konsekuensi logis penguasa yang sedang
praktik. Kawan dekat jika sudah tak memikat, langsung sikat bersih (siber), sapu
bersih (saber). Tinggal ambil ganti antrian berikutnya.
Manuver politik nusantara sudah mempertimbangkan
periode yad. Semua pemain baru walau wajah lama. Tak ada aturan main, kode etik
untuk mengadang-gadang kader internal. Tepatnya, comot pemain lawan. Politik
negara berkembang bak mengembangkan usaha keluarga. Malu maju sendiri pakai
tangan orang lain.
Ujar wajangan, pitutur luhur leluhur, makan jangan
sambil berdiri, disambi ngomong, ngobrol atau pindah-pindah kursi. Tak berlaku
pada acara resepsi. Sebagai ajang temu kangen sampai pamer diri. Cerdas ideologi
adalah manusia politik lokal yang kemana-mana bawa kursi sendiri.
Kontrak politik dengan menyodorkan daftar belanja. Patok
target minimal dan sasaran yang bisa balik modal. Raupan, raihan keuntungan
untuk modal ke periode selanjutnya. Dirasa panggung senyap dan calong penumpang
cuma tanya tarif. Pratanda gulung tikar. Cuci gudang, banting harga, obral
besar, diskon gedhe. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar