Jago Kandang Pun Tidak,
Apalagi
Bola nasional kian bundar. Menjadi incaran pejabat negara
untuk main gocek. Jabatan ketua umum PSSI menjadi prestisius. Sisi lain,
kemajuan kesebelasan daerah sejalan dengan semangat otonomi daerah. Musuh bebuyutan
mewarnai laga liga lokal.
PR PSSI berkelanjutan antar periode. Prestasi terbilang
karena ada kompetisi kelompok umur. Pola pembibitan kendati sudah pakai rumusan
akademis. Rakyat lebih melihat hasil ketimbang proses berlikunya. Pengalaman bertanding
dengan sistem laga tandang, permasalahan bukan sekedar sponsor yang
kontradiktif.
Pengalaman membuktikan, laga tandang datang tak dibilang,
pulang tak mempengaruhi bilangan. Hukum keseimbangan berlaku, semakin cepat
menyusun timnas berbanding lurus dengan cepat pulang kandang.
Menjamu timnas negara lain apalagi klub papan atas, klas
dunia, entah sasaran atau target apa yang didambakan.
Sudah saatnya tidak sekedar mencari pengalaman tanding. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar