misteri pukul 12 (kalihwelas)
Bedalah, makna 12 siang
dengan 12 malam. Pakai pendekatan bahasa daerah. Pakai apa yang selama ini
diketahui. Mau buka kamus, kelamaan. Sulit bin rumit ambil kesimpulan awal, tarik
benang merah atau cerna multitafsir lema ‘kalih’ dan lema ‘welas’. Sebagai angka,
ditulis digabung.
Dijadikan siang
oleh-Nya, sebagai jam kerja mengikuti waktu matahari. Dijadikan malam oleh-Nya,
sebagai waktu istirahat diterangi cahaya rembulan. Tentunya tak sesederhana itu
bagi kaum berpikir. Ikuti proses waktu apa adanya. Tak perlu ditunggu atau
mengutuk, tahu-tahu sudah ganti waktu. Manfaatkan keutamaan wakti sepertiga akhir malam. Irama detak pacu jantung sebagai
pratanda, alarm, sinyal, peringatan dini. Aturan hirup hembus nafas hidung bukti.
Sifat Allah swt,
khususnya pada Yang Maha Pemurah dan Yang Maha Penyayang. Modal utama untuk memahami
tajuk olah kata.
Rutinitas, kontinyuitas
kehidupan harian menjadikan pergantian waktu dianggap wajar. Hidup sekedar
menjalankan kehidupan. Melakoni lakonnya sebagai hamba-Nya serta sebagai makhluk
sosial. Waktu seolah berulang, tipikal. Namun kehidupan harus mengalami
perubahan. Tidak statis. Ingat makna menjadi manusia yang bermanfaat.
Jika hari ini sama
dengan kemarin. Atau malah merasa ada yang kurang. Asupan kalori religi perlu
dianekaragamkan. Sederhananya, trapkan rumus atau dalil usaha dan energi.
Dengan menyebut nama-Nya,
sampai merasa yakin karena berkat ridho-Nya dan petunjuk-Nya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar