kurs tengah radikal
nusantara, skenario hafalan vs pertimbangan karier
Motivasi kerja sama
sulit dibakukan. Bisa dadakan dan untuk waktu saat itu. Atau sampai jangka
panjang yang tak mengikat. Faktor kebutuhan kepentingan antar pihak menjadikan
bentuk kerja sama kian dinamis, luwes, transparan, adaptif. Tidak harus dengan
yang satu paham, satu aliran.
Kerja sama yang praktis,
sesuai kebutuhan dan kepentingan saat itu. Contohnya lebih dari yang pemirsa
ketahui. Tidak perlu ada ikatan, sanksi. Modal dan modelnya pakai asas ‘tahu
sama tahu’. Dalam waktu seksama. Mirip .kesepakatan bawah tangan. Atau model
main jari tangan di bawah sarung.
Kerja sama paling
menguntungkan adalah dengan pihak lawan. Produsen obat mau rugi mengembangkan
riset jika tak ada tantangan penyakit. Diperlukan rekayasa penyakit global. Alat
pemusnah massal – melebihi kapasitas pestisida kimia sintetis maupun pestisida
nabati buat hama – percuma kalau hanya masuk gudang. Menambah biaya
penyimpanan.
Posisi tawar RI yang
mudah ditawar atau dijadikan tawar di pasar dunia. Terjebak tanpa daya di arus pusaran
globalisasi ekonomi. Sebuah sistem yang
membebaskan, membuka peluang usaha sekaligus menyatukan pasar dunia.
Anak bangsa pribumi
nusantara, cukup puas menjadi bagian kesejagadan. Menjadi budak teknologi alias
tidak gagap teknologi. Kecanduan gawai sejak renta. Kontradiksi dengan alat
negara yang meningkatkan kapasitas institusi menjadi memperalat negara. Bangga bisa
barter ilmu dengan harga diri bangsa. Tak perlu diributkan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar