Halaman

Selasa, 19 November 2019

mendaur ulang olah kata sendiri


mendaur ulang olah kata sendiri

Aksi sibuk diri berolah kata. Bukan tanpa bimibingan. Walau jauh dari bombongan. Bermula membaca buku bahasa dan satra milik bapakku. Lompat kuat ke depan masuk perguruan tinggi negeri. Daya imajinasi disiplin ilmu jurusan teknik arsiktektur, kian memacu dan memicu ragam olah kata.

Bersyukur ada fasilitas blogspot.com. Sebelumnya liwat opini MPR. Lanjut sebagai kontributor wasathon.com (sayang, laman ini tak berusia panjang). Termasuk foto diri muncul di Fokus Publik, Republika. Entah berapa puluh tajuk. Ada majalah ‘parenting’ Fahma di Yogya. Suara pembaca MPR kumanfaatkan sebagai ajang unjuk diri. Asah emosi, sesekali buka facebook. Karena inspirasi tidak harus datang dari menu 4 sehat 5 sempurna. Pola B3 alias barang bekas berkualitas. Tepatnya ocehan atau olok-olok politik bisa menjadi.

Kata kunci andalan, bisanya itu, termasuk yang pakai bahasa Jawa, yang kuketik di laman google.com; yahoo.co.id memang memunculkan aneka bahan. Diperciut ketik tahun dan ditutup dengan ‘pdf’. Eloknya, predikat yang sekarang sedang tenar, nge-trend, nge-hit, ternyata ada di produk lama. Pokoknya kalau mau umbar kata. Pusing sendiri.

Baru kusadar. Kelamaan menunggu pertanyaan, berapa tajuk, judul yang tayang. Dijawab ‘ribuan’, di atas 3 ribu, dikira masih standar pemula. Mau iseng. Tajuk, judul dimaksud kalau dirangakaian bisa menjadi olah kata berlembar-lembar.

Sedih binti pedih. Setelah ketik kata kunci tadi, malah olah kata saya tidak muncul. Tak lolos sensor. Malah sebagai daya BST dengan produk lain. Pembelajaran itulah yang dicari. Jika ketik nama diri, lanjut dengan satu kata kunci. Menjadikan diri ini senang dalam hati.

Mudahnya. Ketik kata kunci di direktori laptop. Muncul olak kata sendiri plus karya pihak lain. Judul dan beberapa alenis, di-copas untuk divermak, dikanibal, . . . . [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar