pertahanan sipil vs
politisi sipil
Masyarakat sipil –
sebagai komponen subyek pembangunan, bersama manusia politik dan manusia
ekonomi – mengalamai nasib tersendiri. Sebagai predikat multimakna. Mulai dari
frasa ‘pertahanan
sipil’ atau hansip,
menyesuaikan pasang surut adab bernegara, berubah-ubah nama. Struktur organsasi
hansip, sebutan hingga seragam, tergantung lokasi tempat kerja.
Pola rekrutmen dan
pembinaan, menjadikan hansip sebagai profesi layak hidup. Tak bisa dianggap
enteng, diduga sepele atau pekerjaan wong cilik. Syarat administrasi tergantung
pihak yang membutuhkan.
Jangan main BTS, antara ‘sipil’
dengan ‘rakyat’.
Coba iseng cari
penggunaan lema ‘sipil’. Teknik Sipil sebagai jurusan yang mencetak disiplin
ilmu. Tulang punggung pekerjaan kontruksi. Serial sinetron “Doel anak Betawi”
menyebutnya ‘tukang insinyur’.
Persempit ke ranah
politik atau pemerintahan. Sebagai dasar munculnya kasta rakyat sipil, pemerintahan
sipil. Lanjut sebagai kata kunci: politisi sipil, wewenang sipil, dominasi
sipil, elite sipil, kontrol sipil, kelompok sipil, kekebasan sipil, otoritas
sipil, pihak sipil, kehadiran sipil, corak sipil, kelompok sipil, kapabilitas
sipil, keberadaan sipil, jabatan sipil, kalangan sipil, berlatar belakang sipil
serta sipil-sipil yang tak sempat.
Tampak bergengsi jika
berpartner, pakai dalil BTS secara dikotomis, dilematis, berupa: sipil-militer.
Bagaimana dengan sipil-polisi. Wujud kata
kunci: relasi sipil-militer, supremasi sipil atas militer, komposisi sipil dan
militer, distribusi kekuasan sipil dan militer plus praktik hukum hankam.
Kesimpulan yang
diharapkan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar