Halaman

Jumat, 29 November 2019

pertahanan sipil vs politisi sipil


pertahanan sipil vs politisi sipil

Masyarakat sipil – sebagai komponen subyek pembangunan, bersama manusia politik dan manusia ekonomi – mengalamai nasib tersendiri. Sebagai predikat multimakna. Mulai dari frasa ‘pertahanan sipil’ atau hansip, menyesuaikan pasang surut adab bernegara, berubah-ubah nama. Struktur organsasi hansip, sebutan hingga seragam, tergantung lokasi tempat kerja.

Pola rekrutmen dan pembinaan, menjadikan hansip sebagai profesi layak hidup. Tak bisa dianggap enteng, diduga sepele atau pekerjaan wong cilik. Syarat administrasi tergantung pihak yang membutuhkan.

Jangan main BTS, antara ‘sipil’ dengan ‘rakyat’.

Coba iseng cari penggunaan lema ‘sipil’. Teknik Sipil sebagai jurusan yang mencetak disiplin ilmu. Tulang punggung pekerjaan kontruksi. Serial sinetron “Doel anak Betawi” menyebutnya ‘tukang insinyur’.

Persempit ke ranah politik atau pemerintahan. Sebagai dasar munculnya kasta rakyat sipil, pemerintahan sipil. Lanjut sebagai kata kunci: politisi sipil, wewenang sipil, dominasi sipil, elite sipil, kontrol sipil, kelompok sipil, kekebasan sipil, otoritas sipil, pihak sipil, kehadiran sipil, corak sipil, kelompok sipil, kapabilitas sipil, keberadaan sipil, jabatan sipil, kalangan sipil, berlatar belakang sipil serta sipil-sipil yang tak sempat.

Tampak bergengsi jika berpartner, pakai dalil BTS secara dikotomis, dilematis, berupa: sipil-militer. Bagaimana dengan sipil-polisi.  Wujud kata kunci: relasi sipil-militer, supremasi sipil atas militer, komposisi sipil dan militer, distribusi kekuasan sipil dan militer plus praktik hukum hankam.

Kesimpulan yang diharapkan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar