mengenal 3 pola
cingkrangan manusia radikal nusantara
Urutan tidak menujukkan peringkat, apalagi kasta. Mau dibuat
runut abjad. Bikin hati diri kasat mata. Juga bukan secara acak atau siapa
datang duluan. Mengacu kondisi termutakhir. Persepsi dan potensi diri pemirsa
mencerna masukan. Tak perlu pakai alat bantu. Optimalkan alat kelengkapan tubuh
ciptaan-Nya.
Hukum kepastian yang serba tidak pasti. Barangsiapa mampu
mendayagunakan otak kanan maupun otak kiri di bawah rata-rata kategori manusia
beripkir. Patut diduga sebagai ahli komen yang tak pakai pikir panjang. Apalagi
pikir cekak, cingkrak. Langsung ke 3 pola.
Pertama yang belum tentu utama. Kapasitas perut blusukan sampai
pantat. Percepatan pembangunan. Enak di lidah, duduk akan nikmat. Di mana pun,
kapan pun. Jam kerja 24 jam. Terdeteksi radar perut, sigap 24 jam. Uber sampai
nafas cadangan. Pemakan segala, langsung dilahap di tempat. Atau tunggu waktu
gilir. Mertua liwat tak digubris. Sedang menjalankan tugas.
Kedua, belum tentu mau diduakan. Otak bisa berseger,
sesuai daya tari bumi, boyongan ke lutut. Silang lokasi, otak kanan menempati
tempurung lutut kiri. Otak kiri kontrak bebas di batok lutut kanan. Hubungan pendek
asal menguntungkan, itulah yang dicari. Pemikir tembus waktu. Tangan kanan
menerima. Tangan kiri minta jatah.
Ketiga yang tak mau disebut terakhir atau penutup. Mulut saja
mampu kentut. Aneka ujaran yang ada di kamus bahasa hewan, dikuasai dari A
hingga Z. kurang gagah, punya stok side B. Ujung jari tangan sudah mati rasa. Sebagai
alat indra peraba, alih fungsi menjadi juru tekan tuts. Atas perintah otak.
Tanpa mengurangi takaran wibawa negara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar