Halaman

Sabtu, 02 November 2019

mengenal 3 pola cingkrangan manusia radikal nusantara


mengenal 3 pola cingkrangan manusia radikal nusantara

Urutan tidak menujukkan peringkat, apalagi kasta. Mau dibuat runut abjad. Bikin hati diri kasat mata. Juga bukan secara acak atau siapa datang duluan. Mengacu kondisi termutakhir. Persepsi dan potensi diri pemirsa mencerna masukan. Tak perlu pakai alat bantu. Optimalkan alat kelengkapan tubuh ciptaan-Nya.

Hukum kepastian yang serba tidak pasti. Barangsiapa mampu mendayagunakan otak kanan maupun otak kiri di bawah rata-rata kategori manusia beripkir. Patut diduga sebagai ahli komen yang tak pakai pikir panjang. Apalagi pikir cekak, cingkrak. Langsung ke 3 pola.

Pertama yang belum tentu utama. Kapasitas perut blusukan sampai pantat. Percepatan pembangunan. Enak di lidah, duduk akan nikmat. Di mana pun, kapan pun. Jam kerja 24 jam. Terdeteksi radar perut, sigap 24 jam. Uber sampai nafas cadangan. Pemakan segala, langsung dilahap di tempat. Atau tunggu waktu gilir. Mertua liwat tak digubris. Sedang menjalankan tugas.

Kedua, belum tentu mau diduakan. Otak bisa berseger, sesuai daya tari bumi, boyongan ke lutut. Silang lokasi, otak kanan menempati tempurung lutut kiri. Otak kiri kontrak bebas di batok lutut kanan. Hubungan pendek asal menguntungkan, itulah yang dicari. Pemikir tembus waktu. Tangan kanan menerima. Tangan kiri minta jatah.

Ketiga yang tak mau disebut terakhir atau penutup. Mulut saja mampu kentut. Aneka ujaran yang ada di kamus bahasa hewan, dikuasai dari A hingga Z. kurang gagah, punya stok side B. Ujung jari tangan sudah mati rasa. Sebagai alat indra peraba, alih fungsi menjadi juru tekan tuts. Atas perintah otak.

Tanpa mengurangi takaran wibawa negara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar