Ekstremis Pedjoeang
Repoeblik vs Radikalisme Rekayasa Penjajah Bangsa Dhéwé
Satunya kata dengan perbuatan. Masalahnya, di nusantara ini banyak pihak
ahli berkata-kata tanpa bukti perbuatan nyata. Satu anak bangsa pribumi
nusantara mampu mencetak puluhan kata. lebih hebat lagi, tanpa disuruh mampu
mengulang olok-olok politik.
Perbuatan atau hasil nyata adalah membuat kalimat berbasis kata makian,
umpatan, cacian. Memanfaatkan produk unggulan TIK. Hebatnya, mereka dengan
fasih dan gagah menggunakan istilah, semboyan, predikat yang tak tahu maknanya.
Bahkan pemerintah atau oknum penyelenggara kurang merasa berklas jika dalam
pidato tanpa kata dimaksud. Jargon, semboyan hafalan tanpa sedikit pun tahu
salah kaprahnya.
Niat mulia pemerintah terkait radikalisme, mulai mengatur busana hingga
memantau medsos CPNS. Buka karena kurang kerjaan. Bahkan urusan bumbu dapur
keluarga menjadi perhatian pemerintah. Di sisi lain, mantan napi koruptor masih
mendapat hak istimewa.
Tepat. Bangsa ini bukan sekedar meninggalkan sejarah. Malah dengan sengaja,
sadar, terencana tidak belajar dari sejarah. Mau mengadakan lompatan jauh ke
depan. Menembus batas waktu dan jarak tempat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar