Halaman

Kamis, 14 November 2019

Ekstremis Pedjoeang Repoeblik vs Radikalisme Rekayasa Penjajah Bangsa Dhéwé


Ekstremis Pedjoeang Repoeblik vs Radikalisme Rekayasa Penjajah Bangsa Dhéwé

Satunya kata dengan perbuatan. Masalahnya, di nusantara ini banyak pihak ahli berkata-kata tanpa bukti perbuatan nyata. Satu anak bangsa pribumi nusantara mampu mencetak puluhan kata. lebih hebat lagi, tanpa disuruh mampu mengulang olok-olok politik.

Perbuatan atau hasil nyata adalah membuat kalimat berbasis kata makian, umpatan, cacian. Memanfaatkan produk unggulan TIK. Hebatnya, mereka dengan fasih dan gagah menggunakan istilah, semboyan, predikat yang tak tahu maknanya.

Bahkan pemerintah atau oknum penyelenggara kurang merasa berklas jika dalam pidato tanpa kata dimaksud. Jargon, semboyan hafalan tanpa sedikit pun tahu salah kaprahnya.

Niat mulia pemerintah terkait radikalisme, mulai mengatur busana hingga memantau medsos CPNS. Buka karena kurang kerjaan. Bahkan urusan bumbu dapur keluarga menjadi perhatian pemerintah. Di sisi lain, mantan napi koruptor masih mendapat hak istimewa.

Tepat. Bangsa ini bukan sekedar meninggalkan sejarah. Malah dengan sengaja, sadar, terencana tidak belajar dari sejarah. Mau mengadakan lompatan jauh ke depan. Menembus batas waktu dan jarak tempat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar