Halaman

Sabtu, 30 November 2019

Frustasi Politik vs Politisi Karbitan


Frustasi Politik vs Politisi Karbitan

Dadu politik nusantara memang selalu atraktif. Mulai hanya berisi gambar pohon beringin di enam sisinya. Sampai seolah satu warna di saat negara multipartai. Merah kental universal sampai abangan lokal.

Peta politik, peta sebaran kandang atau lumbung suara parpol, identik dengan teritorial politik dinasti. Format daerah pemilihan (dapil) setara dengan pemasok SDM politik terbarukan. Tingkat kesulitan daerah sampai tingkat desa/kelurahan akan menentukan anggaran demokrasi. Berbanding terbalik dengan jangkauan dan daya jelajah biaya politik.

Kallkulasi politik, tidak ada suara pemilih sah yang dianggap percuma. Penggunaan hak politik dengan memilih orang dan atau parpol pilihannya, secara psikologis menjadi daya dukung politik. Terlebih pada sistem pemilu dengan prosedur one man one vote. Terasa nyata pada saat hasil hitungan sementara kontestan berimbang, atau beda tipis.

Tata niaga politik nusantara mudah kebaca, mudah ditebak arah angin maupun pesona panggung. Di tarik mundur, politisi sipil macam apa pun, sudah mampu menebak ‘hasil akhir’. Banting harga pun tetap akan mampu mendongkrak, mendulang suara. Ditambah, sejatinya manusia politik masih di bawaj ketiak manusia ekonomi.

Nilai jual politisi sipil kian redup jika berseteru dengan mantan alat negara ataupun yang masih aktif. stok, cadangan nasional politsi sipil didominasi pewaris politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar