kopral Jono vs generasi
milenial
Namanya lagu – termasuk lagu
perjuangan – kopral pun bisa berlagu. Menjadi sosok radikal, energik pada
eranya. Kata si penulis lagu. Didendangkan sampai kini, tetap nyaman di kuping
semua anak bangsa. Bedanya, kopral zaman sekarang, saat itu pun jelas kalah
pamor dengan ‘Sersan Mayorku’.
Kembali ke realita zaman
sekarang. Kelompok umur ‘kopral Jono’, dengan sebutan anak milenial. Kontribusi,
kinerja, kiprah semangkin nyata berkat aliran politik politisi sipil. Sebagian kecanduan
gawai, itu masalah faktor ajar, didik, panutan di keluarga.
Tajuk olah kata, mengkombinasikan
antara deretan fakta yang terjadi dalam masyarakat dengan ciri fiksional. Maksud
hati, mengoplos dua elemen, yakni fakta dan fiksi. Keduanya tidak dapat
dipisahkan. Disatukan atau ketemu dalam wadah olah kata. Memang enak.
Agar keberlanjutan,
kehidupan alat negara terjaga antar periode pemerintah. Anggaran hankam
menyediakan sekolah calon jenderal. Tidak berhenti di sini. Untuk menghindari
jenderal menganggur, nonjob atau sebutan khas. Pemerintah memperluas,
memperbanyak, mempertinggi lapangan kerja.
Perimbangan agresivitas generasi
milenial, pamrih kawanan pegiat politik sampai pola ‘siap’. Kalau tak ketemu
dalam satu wadah, bisa menjadi konflik harian. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar