Halaman

Minggu, 09 Januari 2022

nasihat berkehidupan dari adab kematian anak bangsa pribumi

nasihat berkehidupan dari adab kematian anak bangsa pribumi

Ketika Allah SWT meniupkan roh ke janin. Awal bernyawanya jabang bayi. Kehidupan di kandungan. Argo kehidupan mulai berdetak berbarengan laju  waktu. Suratan nasib sudah ditetapkan. Termasuk kapan roh akan ditarik kembali oleh–Nya. Bisa jadi sebelum malaikat Raqib dan Atid menjalankan amanah. Roh manusia sudah kembali ke tangan–Nya.

 Rapor kehidupan manusia berbasiskan hal-hal ghaib berikutnya. Kendati orang tua sudah punya tempat tinggal pribadi. Peluang untuk berpindah masih terbuka. Pola orang tua uber rejeki-Nya. Bagaimana strategi memampukan anak bersekolah penuntutan ilmu. Anak merintis untuk menjadi orang tua. Menseleksi teman sehidup semati.

 Rumah tinggal menjadi rumah keluarga besar, sampai anak cucu. Berkembang anak cucu tinggal satu blok, satu klaster, satu rumah susun, satu apartemen, satu kompleks.

 Pengalaman hidup harian, membuat diri ini tak mampu mendeteksi apakah prestasi hari ini lebih baik ketimbang kemarin. Mau membuat target, raihan hari berikutnya. Manusia sebatas niat lanjut membuat plus mewujudkan niat, kehendak–Nya yang menentukan. Wajib usaha diiringi doa, mohon petunjuk dan ridho-Nya. Soal hasil, kesesuian dengan cita-cita itu hak prerogatif Allah SWT. 

Akhir kehidupan manusia, jelang atau saat sakratul maut, pratanda nyata. Beririsan dengan jatah catu rezeki-Nya. Sama-sama berakhir pada waktu berimpitan. Bahasa manusia. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar