Halaman

Jumat, 29 Juli 2022

èfèk mégatéga, antar kawan partai saling nyathèk rebutan nyapres

èfèk mégatéga, antar kawan partai saling nyathèk rebutan nyapres 

 Kontrak politik dengan asas “siapa menjadi apa”, “siapa kebagian apa” termasuk pasal bebas “siapa dikorbankan demi apa”. Kompromi politik nusantara selalu kalah pamor dengan modus multipihak. Fokus adu nyali sebelum jatuh tempo. Sebelum disikat, main babat duluan. Sebelum terbukti, buktikan pihak lain lebih pelampau batas demi bangsa dan negara.

Serba multi bisa dikalahkan oleh serba méga. Pengalaman petugas binaan partai di periode kedua, kian cerdas beringas, berangasan. Tak pakai mikir (lama). Belum disuruh sudah bergegas berangkat. Belum ditabuh langsung berdengung linglung, sudah berdenging nyaring melengking.

Dimotori dan dipelopori bandot politik jebolan era Orde Baru, kita tak menggunakan rezim karena belum pasti penggantinya lebih mulia, atau kawanan parpolis kambuhan, karbitan, dadakan. Pemain pasar politik nusantara, acap kalah pamor dengan pendatang baru, yang serta-merta didaulat sebagai kader kehormatan partainya.

Proses pesta demokrasi sudah bisa ditebak langkah konstitusionalnya. Tata niaga politik tetap mengandalkan segala cara untuk meraih sebuah kemenangan. Semakin banyak pasal, menunjukkan pelaku pesta demokrasi harus banyak akal. Sigap saling jagal dan saling jegal.

“dikotomi pribumi primitif nusantara, kejam ke sesama vs tajam ke beda warna”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar