impian malam generasi pulang kepagian
Bunga tidur
bisa diformat sebelum naik peraduan. Sesuai hari atau tanggal ganjil-genap;
alternatif dan cadangan atau rekam jejak hari ini. Memperbaiki diri pulih diri
dengan istirahat malam. Tak kurang yang tak bisa bau bantal. Begitu badan
rebah, langsung argo politik berdetak. Lebih laju ketimbang degup jantung.
Banyak yang tak ikhlas dengan kejadian yang terjadi
sejak bangun pagi. Ada saja yang menambah pikiran. Walau saat sibuk, sang
pikiran jarang diajak main. Spontanitas. Kehidupan berjalan seperti biasanya. Seperti
(biasanya, kemarin, yang sudah-sudah), makanya hidup seperti. Normal-normal,
berkenormalan saja. Pakai asas kondisi business as usual dalam arti
tanpa perubahan apapun.
Dua alinea di atas, hasil amandemen “igauan
malam plus bahasa tubuh, aplusan jin penunggu”. Date modified di
personal laptop 7//201 9:27 PM. Tepat 3 (tiga) tahun yang lampau.
Di negara supermaju pun, anak cucu ideologis bukan
pasal tabu. Banyak jalan menuju kursi presiden. Pengkaderan bentuk percepatan
atau sejalan dengan pola pengkarbitan. Kader jenggot tetap lebih eksis atau
cepat eksis. Sejak dini diorbitkan agar tak ketinggalan zaman. Yang penting
ditampilkan sebelum waktunya. Agar tak grogi atau demam panggung.
“promo kepagian, berakhir sebelum berkarier”. Pastilah
jika suatu urusan di tangan ahlinya, ahli bongkar tidak bisa pasang, tidak
mampu rakit kembali. Namun malah menemukan bentukan anyar, wujudan tidak
terduga oleh khayalan, pengangan. Secara yuridis politis dapat mengabaikan jasa
sang pahlawan kesiangan. Diberi mainan agar tidak ngrecoki. Malah menjadi
biang segala biang onar. Saingan patih Sengkuni. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar