Halaman

Senin, 18 Juli 2022

tirani minoritas sigap korbankan negara

tirani minoritas sigap korbankan negara 

Kita simak halaman 58 dari total 67 halaman, buku Modul II – Budi Pekerti. Tampaknya selaku bahan baku kegiatan Pendidikan dan Latihan, JabatanPenyuluh Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tim Penyusun: Dr. Sumiyati dan Ir. Sumarwanto. Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

Pancasila digali dari budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia sendiri, sehingga pandangan atau falsafah hidup pancasila itu merupakan kristalisasi dari nilai-nilai tersebut yang diyakini kebenarannya, serta adanya tekad untuk mewujudkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai dasar pancasila tidak boleh berubah, sedang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang dihadapi dalam setiap kurun waktu.”

Pancasila bersifat integralistik karena mengandung semangat kekeluargaan dalam kebersamaan, dengan adanya semangat kerjasama, gotong royong, memelihara persatuan dan kesatuan, serta musyawarah untuk mufakat.

Dengan dilandasi jiwa dan semangat pancasila serta selalu mengedepankan sikap dan perilaku budi pekerti luhur yang bersumber dari nilai-nilai spiritual yang dimiliki bangsa Indonesia maka akan terhindarlah bangsa ini dari perbuatan-perbuatan tercela yang saat ini mempunyai kecenderungan yang meningkat seperti korupsi, manipulasi, merebaknya narkoba dan perilaku sadis yang menunjukkan adanya kemerosotan moral.

 Selanjutnya kita simak cuplikan Pidato Kenegaraan presiden RI, Soeharto. Di depan sidang DPR 16 Agustus 1993:

Kita percaya akan berhasil memasuki tahap tinggal landas karena kita telah menyiapkan diri di bidang ideologi, politik, sosial, ekonomi dan pertahanan keamanan.

Dengan P4, dengan penegasan kita bahwa Pancasila adalah satu-satunya asas dan dengan melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila, maka makin meresaplah Pancasila itu dalam kalbu bangsa kita.

Sebagai negara yang sedang membangun, maka tradisi politik dan kehidupan kenegaraan kita sedang tumbuh. Negara kita memerlukan ideologi yang mantap dan sekaligus juga dinamis. Tanpa ini kita akan terjebak dalam kemacetan.

Kita bersyukur karena kita memahami Pancasila sebagai ideologi terbuka. Nilai-nilai dasarnya yang ditetapkan oleh para pendiri Republik ini adalah tetap, tetapi penjabarannya kita kembangkan secara berkala sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat dan bangsa kita.

Adalah pemuja berhala reformasi (kaya, kuat, kuasa). Populasi tidak seberapa. Berkat 3K mampu menentukan nusantara mau dibawa kemana. Pasal “siapa menjadi apa”, diputuskan saat BAB. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar