Halaman

Selasa, 26 Juli 2022

laku miring agawé jeneng miring, gara-gara bumi mubeng miring

laku miring agawé jeneng miring, gara-gara bumi mubeng miring 

Tanyakan fakta kepada tukang biang onar. Malah dikira menantang. Dituduh sebar tebar fitnah tanpa tatap muka. Rahasia umum tidak perlu diklarifikasi, cari perkara. Mending cari sampah betulan. Menunggu yang benar tetap benar, perlu perjuangan bangsa. Kendati hingga sampai terwujunya ikn nusantara.

Benar dalam tataran, takaran matematis tentu beda dengan benar sesuai skala politis. Tirani minorias selalu “memenangkan kebenaran”. Pihak yang dirugikan, walau satu kaum, malah bisa balik jadi terdakwa  jika berperkara.

Budaya malu, urat malu atau semua pasal hukum yang menggunakan lema ‘malu’. Dikanibalkan,  kompromi, oplosan dengan pasal kebahasaan. Berbahasa lisan maupun tulis, sebagai identitas jiwa, mental, moral, nyali dan adab diri.

Kembali ke judul. Tindakan memalaskan diri, karena yakin jika mampu membaca realita. Ibarat jalan mundur. Akibat nalar politik yang melihat asas berbagi begitu dominan. Ketidakmampuan diri kian mengkerucut. Mau beroposisi terhadap diri sendiri, tahu hanya sebuah langkah kesia-siaan.

Mau berkeringat tanpa meninggalkan aroma tidak sedap. Masuk tataran dan tatanan religi ketauhidan. Disebutkan tersurat bahwa barangsiapa menutupi aib saudara sendiri, maupun orang lain. Cukup untuk diketahui diri sendiri. Maka “Yang menguasai Hari Pembalasan” akan menutup aib kita di akhirat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar