jatah masa depan nusantara, jajahan politik plus jarahan ekonomi multipihak
Masa berlaku kredo sosial kebangsaan “pemuda harapan pemudi”. Lanjut
berpatut nusantara bak kembang desa. Menjadi ajang saling bantai antar kampung,
tepatnya antar kumbang kampung.
Generasi tanggung, gojag-gajeg, gonjang-ganjing gagap gemar puja-puji.
Modus, manuver, akrobat politik
apalagi gangster politik yang
dilakukan kawanan politisi sipil – walau
sekaliber petugas partai – jelas kalah kelas dengan gaya pasukan berani mati
politisi (mantan) alat negara. Birokrasi
sipil bukan disusupi, malah sebaliknya. Penguasaan teritorial menjadi wawasan
geopolitik. Pergerakan antar pulau, bahkan rembesan dari pinggiran
terpantau.
Efek domino, dampak berantai, efek karambol dari jiwa patriot nasionalisme berpancasila plus pada jalur cepat revolusi permentalan. Tiap jengkal, tiap luasan tapak kaki wilayah nusantara tahu-tahu sudah beralih hak. Berganti nama. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar