Halaman

Minggu, 31 Juli 2022

ayo ndang milih, ojo milih sing édan-édanan

ayo ndang milih, ojo milih sing édan-édanan 

 Asas gubah-ubah-rubah lirik tembang lawas bahasa Jawa “kluwih dinggo njangan .  .         “. Antar kejadian  bernusantara ada benang merahnya. Perulangan peristiwa karena masalah membumi. Tidak salah kalau kaum pribumi “cinta tanah air” di atas segala cinta. Kontra arus filosofi sinopsis “katak rebus”, bukti cinta dunia.

Tolok ukur sukses dunia membentuk diri kaya pe-rasa-an. Serba merasa bisa, merasa mampu. Belum bisa saja, bisa ”dibisa-bisakan”. Bukan sebisa-bisanya. Kemampuan dalam memampukan diri, dikarbit.

Édan pitung keturunan tetep durung keturutan beririsan dengan wis édan tenan tetep ora keduman.

Apapun kejadian yang seolah secara normatif wajar, masuk akal, manusiawi akan terjadi klimaks 2024. Tak perlu burung sangka bahwa semua yang sudah, sedang, senantiasa maupun akan terjadi ada kaitan, ikatan dengan modus, manuver, gerakan, langkah, rekayasa politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar