législator gelis ora molor nge-UU, ketimbang
Skala nusantara, nasionalisme berkebangsaan
di pangkuan Ibu Pertiwi. Vokalisme kawan partai kontrak politik wakil rakyat. Langsung mati kutu jika “dipangku”. Semasa
ada anggaran legislasi, minimalis. Hitung mundur skenario politik dengan
multipihak. Tarif multilevel, valas, non-Rp.
Semakin banyak pasal ditampilkan, berbanding lurus dengan bobot hukum dan jasa
cetak.
Mengakomodir kebijakan internasional menjadi kepentingan di atas segaka kepentingan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar