Halaman

Senin, 28 November 2022

jujur terhadap kejujuran itu sendiri

jujur terhadap kejujuran itu sendiri 

Tak perlu merasa rendah diri. Cakap berkalimat tulis tak ada hubungan diplomatik dengan cakap berkalimat tutur. Ternyata, nyatanya, nyata-nyata peradaban diri dimulai dari bibit, modal, saham jujur. Menyimak hakikat lema ‘jujur’ dari kamus kehidupan, cari cara mendeteksinya. Predikat orang jujur tampak sederhana karena nyaman di mata maupun sedap di telinga, melalui proses yang tidak sederhana.

Langkah mundur ke setahun yang lalu, tepat waktu 19 November 2021 8:27 PM. Simak sejenak “mau jujur, takut distigma agamais”.

Sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi umat. Hari ini mempunyai nilai lebih ketimbang kemarin. Esok  bukan hak milik kita. Orang cerdas adalah yang mampu mengelola waktu dengan bijak. Sigap lakukan aktivitas, kegiatan, aksi secara paralel. Raih kemanfaatan utama pada kewajiban berbasis waktu linier.

Mengandalkan nama luhur leluhur – ingat tradisi warisan nama baik dan ilmu – diperkuat kedirian, kemandirian atau dimensi keakuan. Jangan mengandalkan apa kata wong-pintar, rumusan weton, rajah, retak tangan atau apa arti nama diri. Status, profesi, karakter ‘orang jujur’ nyaris langka di media massa.

Memahami dan masuk dimensi kejujuran perlu laku jujur diri. Beda dengan kontradiksi analog orang membawa pelita masuk ke ruang gelap, mau merasakan kegelapan”.  Fakta dan pasal kebangsaan menyuratkan, manusia dan atau orang terbiasa dalam lingkungan mengutamakan nilai-nilai  kejujuran. Akan terlatih menjadi orang jujur. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar