Halaman

Selasa, 15 November 2022

tikus paling serakah pun tak akan berdaster

tikus paling serakah pun tak akan berdaster 

Komplain imajiner pemirsa negara yang menokohkan tikus. Industri film kartun, animasi; komik, karikatur, dsb. Tiap negara punya fabel. Negara lain nyaris mitos tapi melegenda. 4 musim menentukan karakter tikus. Busana plus atribut kebangsaan tampak nyata.

Penokohan sang tikus bermaksud merubah citra bangsa atau memberi kesan, pesan bak watak sang idola. Wujud lain jati diri bangsa, rasa keakuan maupun bukti-bukti diri. Protokol olahraga dan jiwa  sehat mengutamakan semboyan “ini dadaku mana dadamu”.

Olok-olok politik berbasis literasi anarkis, mengatasanamakan fauna, marga satwa menjadi fokus, barometer media massa manca negara. Episode berlapis “buaya vs buaya” bergulir sesuai pasal anyar periode kaping  wolu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar