jelang 2024, mati pelan-pelan vs kursi tiban
Bobot pesta demokrasi 2024 karena rakyat memilah plus memilih sosok kaping
wolu. Pengganti kaping pitu yang habis masa kontrak politik dua periode. Parpol
parlemen 2019-2024 merasa paling berhak. Jauh tahun, jago kandang sudah pampang tampang. Berkokok cari lawan tanding.
Menunggu jawilan untuk bersanding. Parpol pendukung utama belum
berlaga sudah kehabisan pemain potensial, andalan. Rekam jejak mirip tebar
pesona.
Parpol yang kehabisan stok kader, nilai jual pas-pasan, tak
malu-malu lempar handuk. Mendukung tokoh yang nilai jualnya melegenda. Jangan
lupa, pihak yang paling berkepentingan adalah pihak yang merasa kepentingannya
selama ini jangan sampai terganggu dengan kebijakan kaping wolu
mendatang.
Belum berbuat apa-apa untuk negara, tetapi sudah mendapat
apa-apa dari negara. Enak tenan. Model seperti ini yang dicari di negara
multipartai. Rumusan politik berbasis ramuan ajaib revolusi mental
berkelanjutan, menjadi pegangan hidup anak bangsa pribumi primitif. Maksud
jelasnya, masuk bursa kawanan partai menjadi “ladang amal usaha duniawi”. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar