Halaman

Kamis, 24 November 2022

langkah adab berkemajuan, skala pesimis vs skala optimis

langkah adab berkemajuan, skala pesimis vs skala optimis 

Manusia selaku makhluk sosial, sibuk othak-athik, kalkulasi untung-rugi urusan dunia. Spekulasi matematis semakin njelimet sarat akal-akalan berbanding lurus dengan antisipasi pertanggungjawaban. Skenario berbasis dalil kebangsaan “selamatkan diri masing-masing”, dirumuskan secara polarisasi, gaya maling vs adat kyai.

Begitu manusia bangun pagi, bangkit dari peraduan, mati sementara jelang terang tanah. Sebagian lagi sudah sigap, siaga, siap di sepertiga akhir malam. Menghadapi mengisi  kehidupan hari ini,  24 jam ke depan. Sesama anak bangsa pribumi tadi, sama-sama berkedendaman.

 Merasa raihan, rayahan, bancakan, target hari kemarin masih di bawah standar minimal.  Konsentrasi penuh ambisi. Berikutnya, pihakan yang merasa rekan jejak dan  status dinamis masuk kategori ”layak laga”. Langsung pasang aksi lagak dan berlagu. Tinggal menghitung hari.

Manusia pilihan, berikhtiar hari ini lebih baik ketimbang hari kemarin. Rangkaian menjadikan diri  bermanfaat bagi sesama,untuk semua. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar