harga kemarin untuk barang kemarin, promo capres
Kalkulasi politik hanya sebatas
mengotak-atik tim dengan pemain lawas, kambuhan, dadakan, tiban, titipan.
Rakyat sudah tahu bagimana skor akhir. Rakyat dengan santai menebak siapa saja
yang akan masuk babak final.
Segitiga setan : harta, takhta, jelita.
Menjadikan anak bangsa, putera-puteri asli daerah, pribumi, sanggup
melakukan apa saja untuk meraihnya, menadahnya atau saling berebut bak lomba
panjat pinang. Bagi kaum hawa, maka tetap ada
incaran obyek vital : harta, harta, harta ditambah mahkota, takhta.
Parpol yang kehabisan stok kader,
tak malu-malu lempar handuk. Mendukung tokoh yang nilai jualnya melegenda. Jangan
lupa, pihak yang paling berkepentingan adalah pihak yang merasa kepentingannya
selama ini jangan sampai terganggu dengan kebijakan pemerintah mendatang.
Kata ahlinya, dhalang ora kurang
lakon. Senyawa ekonomi, sosial,
politik membentuk unsur baru di Nusantara. Rumus kimianya mirip dengan ideologi
yang mengandung DNA B2. Sesuai himbauan penguasa. Hindari politik identitas
plus waspadai kutubisasi, kubuisasi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar