pasang surut paket ekonomi-politik nusantara
Budaya
kerumunan dengan acara tunggal, rayahan, bancakan, tadahan, gotong royong. Kalau
bisa dihabiskan sendiri,
kenapa harus berbagi. Kondisi bertolak belakang. Surut total menjadi momentum sedot
sumber dana asing. Multipartai menjadi daya serap, resap, peras.
Tatanan sosial tradisional
atau kelokalan. Masih belum lekang, tak akan luntur pada masyarakat nusantara
yang multiplural. Termasuk teritorial kedaerahan dan keagamaan. Kemajemukan
bangsa bukan tanpa risiko, konsekuensi atau
dampak berkelanjutan. Penjajahan bangsa oleh bangsa sendiri, karena faktor
ekonomi.
Eksploitasi lingkungan
hidup maupun manusia mengekspolitasi manusia, menjadi agenda politik nusantara.
Manusia akhirnya diperbudak oleh simbol, lambang, bendera partai politik.
Manusia semakin berakal akan berbanding lurus dengan eksplorasi modus mengakali
apa saja. Namun berbanding terbalik dengan kendali diri, kontrol diri. Seolah
kehilangan hak otonomi, hak asasi atas diri sendiri secara mandiri, pribadi
apalagi berkedirian. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar