bukti berbasis bukti
Masuk ranah hukum, habis perkara. Narasi kebangsaan jelas
juntrungannya. Lika-liku saling silang sampai babak final, bahkan skor akhir sesuai asas
prakiraan awam. Bukan anak nusantara jika tidak mampu main akal,
akal-akalan, mengakali. Tidak kurang akal. Kompromi, jalan tengah, sama-sama diuntungkan menjadi
alternatif.
Betul. Masih ada sebutan ‘bukti
kontra bukti’. Antar bukti saling melibas. Adu argumen. Kuat-kuatan. Okol-okolan. Saksi yang memberatkan tuduhan dimungkinkan
mengantongi ‘bukti berat’. Sengaja tapi jujur. Disinilah posisi strategis
bukti. Pembuktian terbalik bukti dinamika peradilan. Bukti berlapis, berjilid, susulan sebatas keadilan telah ditegakkan. Kian kuat
orang kuat menjadi tertuduh. Makin sibuk bukti unjuk diri.
Masalahnya, selain belum ada definisi baku judul. Memang belum
ada. Selera pemirsa. Multikasus efek bernusantara menguak bukti berbasis skenario.
Bukan contoh. Ketika mégakasus ‘pagar makan
pagar’. Main ulur waktu juga tidak. Pihakyang paling berkepentingan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar