Halaman

Minggu, 27 November 2022

bukti berbasis bukti

bukti berbasis bukti

Masuk ranah hukum, habis perkara. Narasi kebangsaan jelas juntrungannya. Lika-liku saling silang  sampai babak final, bahkan skor akhir sesuai asas prakiraan awam. Bukan anak nusantara jika tidak mampu main akal, akal-akalan, mengakali. Tidak kurang akal. Kompromi,  jalan tengah, sama-sama diuntungkan menjadi alternatif.

Betul. Masih ada sebutan ‘bukti kontra bukti’. Antar bukti saling melibas. Adu argumen. Kuat-kuatan. Okol-okolan. Saksi yang memberatkan tuduhan dimungkinkan mengantongi ‘bukti berat’. Sengaja tapi jujur. Disinilah posisi strategis bukti. Pembuktian terbalik bukti dinamika peradilan. Bukti berlapis, berjilid, susulan sebatas keadilan telah ditegakkan. Kian kuat orang kuat menjadi tertuduh. Makin sibuk bukti unjuk diri.

Masalahnya, selain belum ada definisi baku judul. Memang belum ada. Selera pemirsa. Multikasus  efek bernusantara menguak bukti berbasis skenario. Bukan contoh. Ketika mégakasus ‘pagar makan  pagar’. Main ulur waktu juga tidak. Pihakyang paling berkepentingan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar