hasrat merakyat sampai akhir hayat, tukar nasib
Wakil
rakyat, naik peringkat menjadi rakyat. Stratifikasi status dinamisd iri maupun status
statis diri, menjadi
evaluasi diri sejak dini. Paham diri “siapa
aku”, hidup terasa nyaman. Bebas rasa pura-pura. Curiga terhadap bayang-bayang
sendiri, bukan watak diri.
Salah
kejadian dianggap faktor tidak disengaja. Jadi, acap terjadi kejadian perkara,
peristiwa, kasus. Lepas
pihak mana yang terlibat. Lepas dari adanya unsur sengaja atau sebaliknya.
Namun jika sudah masuk media masa,
khususnya media massa alternatif, maka banyak aspek yang akan diberitakan dan
semuanya tidak penting. Minimal tidak mengandung unsur edukasi.
Bahan
baku pendidikan politik, agaknya masih jauh dari daya moralitas, aspek santun,
rasa sensitivitas, jiwa ksatria, sifat kerakyatan.
Mansuia politik sebagai peserta didik, hanya dianggap sesuai asas patuh dan taat. Loyalnya harus total kopral. Itupun masih
harus bersaing dengan pemodal atau kawanan pesohor non-partai. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar