lemari lemantun, kemari mréné
Masalah bahasa. Kurang sedikit, salah tulis, tidak pas
ukuran, setengah masuk bisa menimbulkan masalah
berkelanjutan. Beda nasib kalau memang sengaja diplèsètkan, peruntukkan humor politik.
Rapat dengar pendapat tanpa suara tersalurkan, mirip pantomim, film bisa hitam putih.
Sapréné, tampilan wajah politik ybs masih cengèngèsan, cengar-cengèr,
prèngèsan. Ngebet, kebelet nglungguhi
klasa gumelar.
Zaman Orde Lama, Partai Komunis Indonesa (PKI) plus
organisasi kemasyarakatan, gemar, mahir membuat jargon dengan efek ganda.
Pertama, promo atas diri sendiri. Kedua, sebagai stigma kepada lawan politik atau pihak beda
pilhan, berseberangan.
Sejarah berulang. Anak berketurunan kronologis trah nasakom
jiwaku, tancap gas pol. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar