Halaman

Minggu, 18 September 2022

ikuti perkembangan, tetapi tidak ikut berkembang

ikuti perkembangan, tetapi tidak ikut berkembang 

Nyatanya, pe-gadget utawa pe-gawai nyata kinerja, konstribusi positif ke tanah-air. Mulai dari generasi bau kencur hingga  sampai pada generasi bau tanah. Adu otak, pamer melek “teknologi tanpa jarak, tanpa batas waktu, tanpa tatap muka”. Komposisi bebas paket sentimen kenusantaraan, komponen utama: promosi, provoksi, propaganda.

Indonesia tak mau kalah pamor, beda modus politik dengan negara adidaya AS maupun negara terbanyak populasi penduduknya, RRC. Ditambah Nusantara adalah satu-satunya negara yang punya Pancasila. Ramuan aiaib negara multipartai, apa pun yang tak mungkin atau tak terpikirkan oleh adab berdunia. Sudah terlebih dahulu ada dan dipraktekkan oleh manusia politik tanpa identitas.

Kembali alur cerita. Kejadiannya masih sedang terjadi tiada henti. Enak disimak. Dua kakek saling unjuk bégo. Kontradiksi dalam pasal pe-gadget utawa pe-gawai. Pihak pertama, kategori buta pe-gadget utawa pe-gawai. Namun dengan bangga bisa umbar ‘katanya’ tentang rivalitas “buaya vs buaya”.

Pihak kedua, melek pe-gadget utawa pe-gawai. Modal gadget utawa gawai, unjuk fakta di layar kaca datar. Status kasus adu nyali “buaya vs buaya”. Buka mulut lupa tutup. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar