badan sensor seleksi fakta adab bernusantara
Istilah ‘pangan’ maupun ‘pakan’
cukup familier di kuping pendoyan nasi plus lauk pauk. Sejauh buka-buka kamus Bahasa Indonesia non-cetak. Seolah
tidak ada perbedaan. Beda dengan sentimen
pasar. Ajang adu nyali antara pengusaha dengan penguasa.
Pihakan penyedia jagung bakar, jagung
rebus beda martabat dengan pemasok brondong jagung, grontol jagung. Belum jelas siapa pemegang
lisensi makanan ringan marning.
Pemegang kendali kebijakan impor jagung
pakan ternak. Dipastikan bukan di tangan ternak kaki empat maupun ternak unggas kaki dua. Sapi perah pakai sistem multipartai.
Modus politik dagang sapi kian konstitusional, legal formal. Poros, koalisi
nusantara kapan saja. Syarat menjadi bangsa méntal témpé, wajib pakai komponen
kedelai impor. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar