lakon gawé dhéwé, arus pendek vs jalan pintas
Mudahnya saja,mengacu pada semboyan alon-alon
waton kelakon. Sering diujarkan secara cetak bahwa watak andhap asor,
lemah lembut, halus adalah pratanda potensi diri. Dicapai sesuai asas protokol
kejiwaragaan. Mensinergikan olah batin dengan tenaga fisik.
Manusia mudah menyerap doktrin
duniawi yaitu bahwa harga diri tergantung nama baik. Jauh dari paham bagaimana menghargai kehormatannya
sendiri. Stratifikasi, marginalisasi, pelabelan status sosial rakyat, penduduk, masyarakat
pada tahap bernegara bertimbal balik dengan kontrak politik penyelengara negara.
Panggung politik
nusantara seolah diformat dasar
sesuai memanusiakan manusia secara
adil dan beradab. Presiden pilihan langsung rakyat, selaku kepala negara, kepala
pemerintahan,dst. Yang berlaku malah selaku petugas partai. Koalisi parpol
pro-penguasa melegalkan loyalitas timbal balik.
Pihakan mana menjadi pelayan idelogi. Atau ideologi mana yang dominan. Politik balas jasa, balas budi vs balas dendam, kian memperjelas posisi mana andhapan (elit partai) dengan mana atasan (investor politik). Menjadi budak partai di negeri sendiri. Mana yang laku asor. [HaéN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar