Halaman

Selasa, 06 September 2022

pentipu daya terperdaya, apa daya kini

pentipu daya terperdaya, apa daya kini 

Bukan kejadian perkara kasus sesungguhnya, sebenarnya, senyatanya. Diangan-angankanpun  amat susah, sulit, pelik tak terperikan. Berkat  kemajuan zaman, laju  peradaban malah bisa direkonstruksi sesuai paket. Tidak jauh-jauh dari modus kompromi politik, susun produk hukum semacam UU.

Media masa resmi bersubsidi silang, latah tayangkan istilah “bukan tipu-tipu”, “bukan kaleng”. Asli KW2, BS maupun sisa impor. Orang beli label, merk, logo, lambang ketimbang kawal dan imbang. Cocok  di mata, itulah yang dipilih.

Tayangan langsung aksi geropyokan tikus di sawah. Siaran langsung OTT-KPK “tikus berdasi”. Atau sidak di lokasi praktek terapis perempuan rangkap jabatan. Beda tipis dengan konsolidasi partai seleksi, saring, sensor capres 2024. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar